Bos Pertamina Beberkan Proyek Depo BBM Baru di Tanah Pelindo

A man walks near storage tanks at a state-owned Pertamina fuel depot in Jakarta, Indonesia, May 8, 2018. REUTERS/Willy Kurniawan

PT Pertamina (Persero) berencana untuk memindahkan sebagian fasilitas Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) atau Depo Plumpang ke lahan milik PT Pelabuhan Indonesia atau Pelindo di Kalibaru, Jakarta Utara, secara bertahap.

Adapun fasilitas yang akan dipindahkan tersebut yakni berupa fasilitas pengisian untuk BBM retail.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan pemanfaatan lahan di Kalibaru sejatinya sudah direncanakan sejak tiga tahun yang lalu. Namun, lahan tersebut tidak sepenuhnya ditujukan untuk memindahkan keseluruhan TBBM Plumpang.

Adapun tempat untuk BBM retail di Kalibaru tersebut nantinya bernama Green Multipurpose Terminal Kalibaru dengan luas lahan sekitar 32 hektar.

Selain sebagai tempat pengisian BBM retail, kawasan tersebut juga akan dibangun fasilitas produksi untuk pengembangan produk petrokimia dan produk energi baru lainnya seperti blue hydrogen, green hydrogen, biofuel dan lainnya.

“Hingga nanti dalam waktu 4 tahun ke depan ada tambahan produk petrokimia. Selain itu, kami juga mulai membangun dengan didapatkannya alokasi gas dari pemerintah adalah untuk hidrogen, jadi kita akan memulai blue hydrogen, green hydrogen juga mulai kita garap dari panas bumi, ada bioetanol, dan produk-produk baru yang sesuai dengan transisi energi,” paparnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR RI, Kamis (16/3/2023).

“Oleh sebab itu, ini perlu storage baru dan ini gak mungkin bangun di Plumpang,” imbuhnya.

Dia menyebut, pembangunan terminal baru di Kalibaru ini juga akan memudahkan pengangkutan bahan baku maupun produk, karena bisa mempermudah akses kapal lebih besar untuk mendekat ke area terminal.

Sementara itu, Nicke juga mengakui bahwa Terminal BBM Plumpang ini tidak bisa serta merta langsung dihentikan dan dipindahkan. Mengingat, dalam sehari saja ada sekitar 1.000 kali pengisian mobil tangki di TBBM Plumpang dengan mobil tangki yang mondar mandir 2-3 kali pengisian.

“Ada 1000 pengisian mobil tangki per hari. Jadi bisa dibayangkan betapa crowded-nya trafic di situ. Dari situ didistribusikan ke 790 SPBU di 19 kabupaten/kota. Jadi itu situasinya,” kata dia.

Menurut Nicke TBBM Plumpang memiliki peran yang strategis untuk pemenuhan energi nasional. Bila depo dihentikan dan ditutup secara penuh, maka tentunya akan mengganggu distribusi BBM nasional.

Apalagi, lanjutnya, Terminal BBM Plumpang saat ini memasok BBM ke 790 SPBU yang tersebar di 19 kabupaten/kota dan menyimpan 15% dari stok BBM nasional.

“Kita gak mungkin menutup atau memindahkan hari ini Plumpang karena Plumpang merupakan kalau dilihat dari coverage 15% dari stok nasional yang suplai 19 kota kabupaten dan 22 kab/kota untuk LPG. Kalau ditutup, ini luar biasa,” kata dia.

Oleh karena itu, lanjutnya, nantinya Terminal BBM Plumpang masih dioperasikan untuk pengisian BBM industri, LPG, dan juga pelumas. Sementara Terminal BBM Kalibaru untuk BBM retail, produk petrokimia, bioetanol, dan produk energi baru lainnya.

“Sehingga nanti dua-duanya berjalan dengan produk yang berbeda. Produk baru yang retail di Kalibaru dengan desain yang lebih baik, yang konsepnya green terminal,” pungkasnya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*