Ekonomi RI Tak Sampai 7% 5 Tahun ke Depan, BI Ramal Cuma Segini
Bank Indonesia (BI) memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan konsisten tumbuh naik pada tahun ini hingga 2028. Bahkan pada empat tahun mendatang pertumbuhan ekonomi akhirnya bisa tumbuh di atas 6%.
Deputi Gubernur BI Aida S. Budiman mengatakan, pada 2024 pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada pada kisaran 4,7% sampai dengan 5,5%. Naik dibandingkan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2023 sebesar 4,5% sampai 5,3%.
“Meski kita dengan berhati-hati, kita optimistis bagaimana pertumbuhan ekonomi dari angka-angka proyeksi kami terus menunjukkan peningkatan tahun ini kami perkirakan 4,7-5,5%,” kata Aida dalam acara Peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia 2023 di Jakarta, Rabu (31/1/2024).
Pertumbuhan https://sportifkas138.site/ ekonomi pada 2024 itu ditopang oleh tingkat konsumsi rumah tangga yang akan berada pada kisaran 4,6% sampai dengan 5,4%, naik dari perkiraan pada 2023 sebesar 4,5% sampai dengan 5,3%.
Lalu investasi yang pertumbuhannya 5,0% sampai 5,8% dari 2023 yang pertumbuhannya diperkirakan hanya 4,1% sampai 4,9%. Serta, impor naik sedikit pertumbuhannya menjadi minus 1,1% sampai minus 0,3% pada 2024 dari 2023 minus 2,9% sampai minus 2,1%.
Sementara itu, konsumsi pemerintah akan sedikit turun pada 2024 menjadi 2,8-3,6% pada 2024, dari 2023 perkiraannya 2,9-3,7%, serta ekspor yang juga terus merosot menjadi minus 0,4% sampai dengan positif 0,4% dari 2023 minus 0,5% sampai positif 0,3%.
Adapun untuk 2025, Aida memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan kembali naik ke kisaran 4,8% sampai dengan 5,6%, lalu semakin tumbuh kencang pada 2028 dengan pertumbuhan di kisaran 5,3% sampai dengan 6,1%.
Aida menjelaskan, pertumbuhan ekonomi level batas atas itu akan bisa tercapai dengan mempertimbangkan kondisi stabilitas perekonomian terjaga baik dari sisi internal maupun eksternal.
Namun, dia mengingatkan bahwa setidaknya ada tiga faktor risiko yang akan mengganggu stabilitas itu ke depan, di antaranya yakni tekanan dari tingkat suku bunga acuan bank sentral global yang masih akan tinggi, risiko geopolitik, hingga skenario hard landing.
“Poin kedua komposisi dari pertumbuhan ekonomi ini nanti akan berasal dari permintaan domestik. Untuk itu Indonesia harus bisa jaga konsumsi dan investasi, ketika medium term kita harus menuju ke arah 6%,” tegas Aida.