Heboh! Arab Izinkan Pameran Patung, Ada Apa Raja Salman?

Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz bertemu dengan Presiden China, Xi Jinping (tidak terlihat) di Istana Yamamah di Riyadh, Arab Saudi pada 08 Desember 2022. Presiden China Jinping berada di Arab Saudi untuk menghadiri KTT Negara-negara China-Arab dan Konferensi Tingkat Tinggi KTT Dewan Kerjasama Teluk-China (GCC). (File Foto - Royal Court of Saudi Arabia/Anadolu Agency via Getty Images)

Arab Saudi kini semakin meninggalkan aturan konservatif yang selama ini melekat pada negaranya. Negera ini kini makin bebas mengeksresikan seni.

Baru-baru ini, Kerajaan Raja Salman bin Abdulaziz bahkan memperbolehkan berdirinya patung-patung. Tidak hanya itu, Arab Saudi telah mengizinkan para seniman menggelar pameran hasil karya mereka.

Salah satu pameran yang diizinkan adalah pameran dari seniman keramik Awatif Al-Keneibit. Wanita berusia 60 tahun ini kini bisa memajang sejumlah karyanya patung dan tembikar di Riyadh.

Mengutip Middle East Monitor, Keneibit memamerkan beberapa patung terlihat memakai kacamata dan menggambarkan wanita Arab Saudi. Gaun gurun tradisional Arab Saudi juga dipakaikan.

“Siapa yang bisa membayangkan bahwa suatu hari, pameran yang berada di ruang bawah tanah ini dapat dipajang di Olaya (pusat kota Riyadh)?” kata Keneibit, dikutip Sabtu (8/4/2023).

“Mereka dulu mengatakan kepada saya bahwa ini tidak mungkin ditampilkan karena dilarang dalam Islam. Sekarang di jantung kota Riyadh,” tambahnya.

Keneibit memandang perubahan ini sebagai “jalan” bagi perempuan Arab Saudi untuk melakukan seni yang selama ini didominasi laki-laki. Keneibit, yang mengenyam pendidikan di Amerika Serikat (AS), mengatakan sebelumnya terpaksa membuat galeri pribadi di bagian bawah rumahnya untuk teman dan tamu karena larangan di 2009.

“Bagi saya, itu adalah dua kejutan. Satu sebelum dan satu lagi setelahnya,” katanya.

Sebagai catatan, fenomena gelaran pameran ini menjadi titik balik kembalinya industri seni ke Arab Saudi setelah puluhan tahun pembatasan agama. Sebagaimana diketahui, Arab Saudi sebelumnya melarang patung dan ekspresi seni lainnya yang menciptakan citra atau bentuk manusia.

Larangan sendiri hadir karena penafsiran Islam Sunni yang ketat, termasuk doktrin Wahhabi tradisional Kerajaan, yang menyerahkan kuasa penciptaan kepada Tuhan. Ada yang mengatakan pelarangan itu juga karena dewa-dewa pagan yang disembah orang Arab di era pra-Islam.

Akibatnya, patung manusia sebagian besar tidak ada di ruang publik di Jazirah Arab. Namun, Putra Mahkota Raja Salman, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) telah “mengekang” pengaruh Wahhabisme pada masyarakat dan seni Arab Saudi.

Seperti diketahui, MBS membiarkan perempuan mengendarai mobil, mengizinkan konser musik dan sejumlah aturan kontroversial lain. Ini sejalan dengan visi 2030 Arab Saudi yang ingin menarik lebih banyak wisatawan demi mengganti ketergantungan pada minyak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*