Saham Credit Suisse longsor selama dua hari berturut-turut. Ini terjadi setelah munculnya kekhawatiran investor tentang kegagalan industri perbankan pascakejatuhan tiga bank di Amerika Serikat (AS), termasuk Silicon Valley Bank (SVB).
Tak lama setelahnya, Saudi National Bank (SNB) juga membuat gonjang-ganjing keadaan. Investor utama bank kedua terbesar Swiss itu mengatakan tidak akan dapat memberikan bantuan lebih lanjut.
Ya, SBN diketahui kepemilikan saham Credit Suisse mencapai 9,88%. Saham SNB sendiri mayoritas (37,24%) dimiliki oleh dana abadi Arab Saudi (Public Investment Fund/PIF).
Meski negara muslim, Arab Saudi sejak 2022 mulai berinvestasi di Credit Suisse Group AG yang merupakan bank non-syariah. Ini terjadi saat negara tersebut melakukan misi “mengurangi ketergantungannya pada ekspor minyak”, sehingga mulai mencari lebih banyak investasi asing dan mitra di luar sektor tersebut.
Mengutip data Oktober 2022, saat ketertarikan muncul, Ketua SNB Ammar al-Khudairy menyebut ingin Credit Suisse lebih terlibat di Arab Saudi dan pasar regional yang lebih luas. Menurutnya, SBN melihat peluang untuk mendapatkan akses ke spesialis industri melalui bank Swiss itu.
“Kami pikir akan sinergis bagi kedua belah pihak jika kami dapat membuat mereka lebih terlibat di pasar Saudi,” katanya, tentang Credit Suisse, mengutip Wall Street Journal.
“Pasar Saudi (adalah) gorila seberat 700 pon secara ekonomi di kawasan ini, dan membuat mereka terlibat dengan kami di Arab Saudi sudah lebih dari cukup,” ujarnya.
“Kuenya adalah investasi finansial dan komersial yang kami buat. Yang terpenting sekarang adalah Anda semakin dekat, SNB dapat belajar dari Credit Suisse melalui osmosis pengetahuan, dalam hal mendapatkan beberapa orang top mereka.”
Memang SNB mengaku tidak memiliki rencana segera untuk berinvestasi di bank asing lain. Tetapi Khudairy tidak mengesampingkan mengambil posisi oportunistik mengingat iklim dan harga dasar yang murah yang ada di Eropa dan Amerika Serikat (AS) untuk beberapa aset marquee alias andalan.
SBN sendiri masuk saat periode skandal, kerugian besar, pergantian eksekutif, dan kepercayaan pasar yang memudar terhadap Credit Suisse. Bank berusia 166 tahun itu masih memiliki nilai di Arab Saudi, yang menggunakan sektor keuangan untuk mendorong perombakan transaksi ekonominya.
Credit Suisse telah menawarkan perbankan investasi, manajemen aset, dan layanan lainnya di Arab Saudi sejak 2005. Bank memperoleh lisensi perbankan lokal pada 2019 dan tahun lalu membuka kantor di Riyadh.